
Sudah sekian lama hal ini bersemayam dipikiran saya. Ada yang
bilang bahwa terdapat beberapa rambu yang tidak boleh dilanggar dalam
hidup ini terutama untuk urusan keyakinan karena itu telah menjadi hak
asasi setiap orang semenjak lahir. Tetapi ketika ego dan emosi sebagai
sifat alami manusia yang seiring perjalanan tumbuh menyeruak lalu
menguasai hati dan pikiran seseorang, maka yang ada ketika mereka
berbicara dan berbuat akan selalu berdasarkan dua hal tersebut tanpa
mengindahkan faktor lainnya seperti logika atau akal sehat.
Setiap
orang tentunya tidak akan mau dihakimi atau didikte hanya karena
pilihan atau keputusan hidup yang mereka buat, tetapi bukan tidak
mungkin mereka juga akan memaksakan kehendak mereka pada orang lain
disekitarnya. Agama adalah hal sakral yang menjadi pilihan penting
pertama bagi kebanyakan orang sebagai penuntun dan pedoman hidup dimana
setiap individu akan mempunyai pilihan yang relatif berbeda dalam hal
selera dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika
kita telah menentukan apa yang menjadi pilihan kita, prinsip yang akan
kita pegang teguh, seyogyanya atau bahkan seharusnya dan sepantasnya lah
kita berpedoman pada hal itu dan berusaha menjalankan sesuai aturan
yang ada. Tetapi itu tidak melegitimasi hak kita untuk melakukan invasi
pd hak pribadi orang lain. Saat kita ingin mencoba menanamkan dan
menyebarkan hal yang baik tentunya bukan dengan cara provokasi yang
menyulut perpecahan atau pertengkaran tidak penting dengan mereka yang
kita anggap tidak sefaham dengan kita. Akan lebih baik apabila kita
menunjukkan hal positif dan berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan
mereka yg memiliki prinsip berbeda. Dengan duduk berbicara dari hati ke
hati bukan dengan menuduh tanpa tahu alasan sebenarnya dibelakang sebuah
tindakan yang diambil seseorang.
Setiap manusia atau
individu pastinya ingin dan selalu merasa sebagai pribadi yang paling
benar tetapi manusia bukan malaikat yang tidak pernah berbuat salah.
Memperjuangkan prinsip kita pun bukan dengan cara yang akan menimbulkan
kontradiksi berlebihan tetapi lebih kepada pergaulan yang baik dan
penjelasan dengan prinsip saling tenggang rasa. Karena bila mereka
tertarik dengan sendirinya akan ikut dan mencari lebih jauh informasi
yang mereka inginkan.
Saya punya teman berbeda jenis dari
kulit, ras, suku, agama, kebiasaan bahkan tempat tinggal walaupun untuk
segelintir orang, mereka dengan santainya melempar persepsi bahwa saya
sama saja dan tidak punya prinsip hanya karena berteman baik dengan
teman2 saya tanpa tahu hal yang sebenarnya. Sayang sekali bila mereka
tetap berpikiran seperti itu.Memang ada sebagian dari teman saya yang
memiliki kebiasaan hidup yang bertentangan dengan prinsip yang saya
pegang karena kami memang berbeda tetapi bukan berarti saya harus
seperti mereka dan saya memaksa mereka hrs spt saya dengan serta merta.
Sebagai contoh ada teman saya dari luar yang minum alkohol, berpacaran
diluar nikah, atau apapun itu yang bertentangan dengan prinsip saya
bukan berarti saya sama dengan mereka karena sy tidak mengikuti
kebiasaan mereka, sy hanya sekedar menghormati hak mereka walaupun
terkadang melontarkan pendapat pribadi tentang hal itu sesuai dgn
prinsip saya.Mereka pun menghormati saya dan prinsip yang saya pegang.
Bandingkan dengan orang yang rajin dan sering datang pada acara ibadah
ditempat ibadah tetapi masih melakukan hal yang buruk diluaran seperti
mencuri, memfitnah orang dan menyebar kabar bohong kepada org lain.
Tidak pernah ada ketetapan pada hati seseorang kecuali dia sendiri yang
berusaha meneguhkannya.Tidak akan pernah ada rasa syukur akan sesuatu
sampai kita kehilangannya.Lagipun kita bukan orang barbar yang memukul
dan berperang dengan fisik tapi dengan otak cerdas yang sudah
dianugrahkan tuhan kepada kita.
jadi intinya janganlah
menilai seseorang bila tidak tahu secara detail seluk beluk orang
tersebut secara pribadi dan membentuk asumsi sekenanya.Kita tidak akan
pernah bisa mengetahui semua hal dialam semesta ini karena kita bukan
Tuhan.tetapi tetap Kita sendiri yang menentukan kearah mana kita memilih
jalan.saya pastinya pun punya banyak salah karena saya hanya manusia
biasa, karena kesempurnaan tetap hanya milik Yang Diatas..
(renungan pribadi bukan terinspirasi kasus Lady gaga :P)